Fosil Burung Purba Berusia 99 Juta Tahun Ditemukan di Dalam Batu Amber

Burungnya.com – Pertengahan tahun 2017 merupakan tahun terbesar dalam sejarah penemuan fosil burung. Pasalnya, ilmuwan baru saja menemukan fosil burung muda di dalam batu amber. Burung yang diperkirakan berusia 99 juta tahun ini ditemukan dalam kondisi tubuh nyaris utuh, seperti kulit, bulu, dan organ tubuh lainnya.

Fosil burung purba berusia 99 juta tahun (Lida Xing-gizmodo.com)
Fosil burung purba berusia 99 juta tahun (Lida Xing-gizmodo.com)

Tubuh burung yang terawetkan secara alami ini terlihat dalam sebuah spesimen batu amber berusia 99 juta tahun di Myanmar. Bagi yang belum mengenal batu amber, kami akan menjelaskan sekilas tentang pengertian batu amber.

Baca juga: 20 Jenis Burung Langka di Indonesia Lengkap dengan Gambar

Pengertian batu amber

Batu amber atau ambar adalah batu permata yang terbentuk melalui fosilisasi resin pohon. Resin batu amber tidak sama dengan getah pohon biasa. Resin tersebut bersumber dari pohon Pinus Succinifera yang mengalami fosilisasi selama lebih dari 50 juta tahun.

Menariknya, karena batu amber terbentuk dari resin yang lembut dan lengket, biasanya di dalam batu amber terdapat inklusi hewan dan tumbuhan, seperti nyamuk dan spesies serangga lainnya.

Kaki burung purba masih terlihat utuh (Ming Bai-gizmodo.com)
Kaki burung purba masih terlihat utuh (Ming Bai-gizmodo.com)

Nah, kebetulan yang berada di dalam batu amber adalah anak burung Enantiornithine. Sepertinya, anak burung ini terjatuh dari sarang setelah menetas selama beberapa hari. Maka tak heran, fosil burung yang ditemukan tidak terlalu besar.

Ilmuwan jadi lebih mudah dalam melakukan penelitian. Mereka menganalisa fosil burung tersebut menggunakan mikroskop dan CT scanner laboratorium mikro untuk direkonstruksi ke dalam tampilan 3D.

Fosil burung Enantiornithine (Ryan McKellar-gizmodo.com)
Fosil burung Enantiornithine (Ryan McKellar-gizmodo.com)

Dari hasil analisa tersebut, diketahui bahwa fosil burung Enantiornithine masih dalam tahap awal perkembangan, yakni baru tumbuh bulu ekornya, seperti yang disadur dari Gizmodo.com (7/6/2017).

Burung Enantiornithine

Burung Enantiornithine sendiri sebenarnya masih berhubungan erat dengan burung modern. Namun burung modern di sini bukan seperti burung-burung yang sering dipelihara kicau mania. Sebab, burung Enantiornithine tidak mempunyai paruh, tapi mempunyai gigi, dan ada cakar di sayapnya.

Kulit kaki burung purba (Ming Bai-gizmodo.com)
Kulit kaki burung purba (Ming Bai-gizmodo.com)

Selain itu, tulang di pergelangan kaki burung Enantiornithine juga berbeda dengan burung modern. Diketahui pula, bahwa bulu burung ini lebih banyak ditemui di sayap, tapi bulu di tubuhnya hanya sedikit.

Bulu burung purba (Ming bai-nationalgeographic.com)
Bulu burung purba (Ming bai-nationalgeographic.com)

Burung ini juga sudah kehilangan DNA. Mungkin hal ini karena fosilisasi di dalam batu amber yang sangat lama. Hilangnya DNA ini membuat para ilmuwan tidak bisa menghidupkan kembali burung tersebut dari zaman purba. Kata mereka, daging burung yang menyimpan bagian DNA sudah berubah menjadi karbon, sehingga tidak dapat digunakan.

Andai saja, burung Enantiornithine masih mempunyai DNA, pastinya para ilmuwan akan menghidupkan burung tersebut seperti dinosaurus yang dihidupkan kembali di film Jurassic Park.

Fosil burung Enantiornithine dipamerkan di museum

Seperti yang dikutip dari Nationalgeographic.com (7/6/2017), burung Enantiornithine sedang dipamerkan di Museum Hupoge Amber. Setelah itu, fosil tersebut akan dipamerkan lagi secara khusus ke Museum Shanghai Natural History.

Leave a Comment