Fredika Rumkorem, pengrajin burung Cenderawasih imitasi (Asrida Elisabeth-Mongabay.co.id)Fredika Rumkorem, pengrajin burung Cenderawasih imitasi (Asrida Elisabeth-Mongabay.co.id)

Burungnya.com – Burung Cenderawasih semakin langka dari hari ke hari. Bulunya yang indah membuat burung dari Papua ini diburu dan diperjualbelikan sebagai aksesoris, suvenir, serta cenderamata. Parahnya lagi, kegiatan yang merugikan kehidupan burung Cenderawasih ini sudah dimulai sejak tahun 1990-an.

Saat itu, berbagai jenis burung Cenderawasih dijadikan beragam kerajinan, seperti hiasan kepala hingga kerajinan untuk pajangan di rumah. Alhasil, dalam beberapa tahun kemudian, burung Cenderawasih mulai langka dan hampir punah.

Baca juga: 20 Jenis Burung Langka di Indonesia Lengkap dengan Gambar

Surat larangan menggunakan burung Cenderawasih asli

Pemerintah Provinsi Papua tak mau tinggal diam, mereka langsung mengeluarkan surat edaran nomor 660.1/6501/SET, tentang pelarangan penggunaan burung Cenderawasih asli sebagai aksesoris dan cenderamata.

Sebelum diterbitkan surat larangan tersebut, burung Cenderawasih sering dijual dalam keadaan mati, dan masih hidup. Oknum yang melakukannya bahkan sampai menjual burung Cenderawasih di pinggir-pinggir jalan.

Penjualan burung Cenderawasih ini paling tinggi dilakukan di Jayapura dan Nabire.

“Kabupaten Jayapura dan Nabire paling tinggi tingkat perburuannya,” kata Peter Roki Aloisius selaku Northern New Guinea Leader, WWF Indonesia-Papua Program, Rabu (26/7/2017), seperti yang disadur dari Liputan6.com.

Sungguh ironi memang, burung surga dari Papua bukannya dilindungi malah diperjualbelikan layaknya burung biasa. Kalau dipakai untuk upacara adat istiadat yang bersifat sakral mungkin tidak apa-apa, tapi ini dijual bebas seperti ekor burung Merak.

Baca juga: 12 Foto Penyelundupan Burung Langka di Indonesia dan Mancanegara

Penggunaan burung Cenderawasih asli

Hiasan mahkota burung Cenderawasih asli (Asrida Elisabeth-Mongabay.co.id)
Hiasan mahkota burung Cenderawasih asli (Asrida Elisabeth-Mongabay.co.id)

Tak mau melenceng begitu jauh, akhirnya warga juga mengambil tindakan. Mereka sepakat tidak akan menggunakan burung Cenderawasih asli sebagai atribut seni dan budaya yang dipasangkan pada mahkota. Sekretaris Daerah Provinsi Papua, Hery Dosinaen juga sependapat dengan hal tersebut.

“Burung Cenderawasih asli tak boleh lagi digunakan untuk atribut seni dan budaya yang biasa digunakan pada mahkota. Penggunaan Burung Cenderawasih asli hanya diperbolehkan dalam prosesi kegiatan adat istiadat di Tanah Papua yang bersifat sakral,” ucapnya.

Baca juga: Kopi Ini Terbuat dari Kotoran Burung Langka, Harganya Fantastis

Burung Cenderawasih imitasi

Gelang burung Cenderawasih imitasi (Asrida Elisabeth-Mongabay.co.id)
Gelang burung Cenderawasih imitasi (Asrida Elisabeth-Mongabay.co.id)

Nah, karena burung Cenderawasih asli tidak boleh dipakai untuk kegiatan selain upacara yang sakral, akhirnya beberapa warga berkreasi dengan cara membuat burung Cenderawasih imitasi.

Salah satu pembuat burung Cenderawasih imitasi adalah Fredika Rumkorem. Dia mengumpulkan limbah kemudian disulap menjadi burung Cenderawasih palsu yang indah. Selanjutnya, burung tersebut dijadikan beragam kerajinan, seperti hiasan kepala atau mahkota, gelang, kalung, bros, sampai pajangan di rumah.

Inspirasi membuat burung Cenderawasih imitasi berasal dari tantenya, Maria Rumkorem dan Helena Rumkorem.

Baca juga: Lovebird Langka Bertanduk dari Indonesia, Berapa Harganya?

Bahan pembuat burung Cenderawasih imitasi

Kalung burung Cenderawasih imitasi (Asrida Elisabeth-Mongabay.co.id)
Kalung burung Cenderawasih imitasi (Asrida Elisabeth-Mongabay.co.id)

Menurut Fredika, bahan-bahan untuk membuat kerajinan burung Cenderawasih sebagian besar dari limbah, seperti sisik ikan dan gabah. Tubuh burung Cenderawasih berasal dari gabus bekas dan potongan kain dari penjahit. Bahan lainnya antara lain kulit bia (kerang), biji-bijian, kulit kayu, dan bulu ayam, sebagaimana yang disampaikan oleh Mongabay.co.id (30/7/2017).

Ternyata, burung Cenderawasih imitasi karyanya mendapat apresiasi. Beberapa bulan yang lalu, karya tersebut diikutkan dalam pameran dan tak disangka Gubernur Papua terinspirasi dengan burung Cenderawasih imitasi.

“Dua bulan lalu saya mengikuti pameran empat tahun kepemimpinan Gubernur Lukas Enembe. Gubernur terinspirasi. Katanya harus kita memakai yang imitasi biar melestarikan yang asli, tak usah diburu lagi,” ucap Fredika Rumkorem.

Baca juga: 10.000 Bulu Burung Ditempel di Bodi Mobil Sport Selama 300 Jam Pakai Tangan, Begini Jadinya

Harga burung Cenderawasih imitasi

Hingga saat ini, Fredika sudah membuat tiga jenis Cenderawasih imitasi, yakni burung Cenderawasih warna kuning, biru, dan orange. Harga burung Cenderawasih imitasi sendiri tidak terlalu mahal. Untuk model hias kepala seharga Rp 100.000 – Rp 250.000, gelang dan kalung rata-rata Rp 50.000.

Tidak mahal bukan? Daripada membeli burung Cenderawasih yang asli mending membeli yang imitasi saja. Dengan cara ini, kita sudah ikut berpartisipasi dalam melestarikan kehidupan burung Cenderawasih dan mencegahnya dari kepunahan.

Jika info ini bermanfaat, silakan like dan share. Terima kasih.

Leave a Reply