Ruwatan dengan sangkar burung dan sesaji (Kompas.com)Ruwatan dengan sangkar burung dan sesaji (Kompas.com)

Burungnya.com – Beberapa tahun lalu, segala macam cara akan ditempuh agar burung moncer di lapangan, termasuk menggunakan ilmu hitam dan minta bantuan dukun. Kalau sekarang, mungkin sudah tidak ada hal yang berbau mistis di event lomba burung.

Kicau mania zaman sekarang kebanyakan fokus untuk mendongkrak performa burung dengan latihan bersama, pemasteran, pemberian pakan tambahan Extra Fooding (EF), atau paling ekstrem pakai doping.

Untuk penggunaan jimat, susuk pemikat, pelet, paku emas, atau sesajen lainnya, kemungkinan sudah tidak pernah terdengar lagi. Namun, pada tahun 1985-1997 banyak sekali kicau mania yang menggunakan cara-cara mistis tersebut.

Baca juga: 5 Teknologi yang Seharusnya Ada di Lomba Burung Untuk Mengatasi Kecurangan

Susuk paku emas agar burung moncer di lapangan

Info ini diketahui dari Omkicau.com (20/9/2012), yang katanya ada beberapa kicau mania yang pernah menggunakan paku payung emas untuk membuat burung Murai Batu moncer dan mendapat koncer juara 1 di sebuah latberan di Jakarta.

Kata Om Rudy (Orang yang dulu pernah menggunakan susuk paku emas), paku payung yang terbuat dari emas dipasang di bagian dalam atas sangkar dengan cara dibor.

“Pemasangan dilakukan pada bagian dalam, tepatnya di atas sangkar dengan cara dibor dulu dan dimasukkan, kemudian bagian luar dilapisi dengan semacam isolasi sehingga paku itu tidak terlihat,” kata Om Rudy.

Hasilnya, sungguh mengejutkan, burung Murai Batu Om Rudy mendapat koncer juara 1 karena burung di sekitarnya diam saja atau tidak kerja sama sekali.

“Dua lapis deretan burung di sekitar Murai Batu tidak kerja. Hal itu terulang pada lomba burung berikutnya, tetapi cuma nomor dua. Nomor satunya ya Murai Saya juga hehehe,” ungkap Om Rudy.

Susuk paku emas ini juga dipasang di sangkar Cucak Ijo. Walaupun burung tersebut tidak mendapat koncer juara, tapi ada yang aneh dengan perilaku para juri.

Katanya, juri sering memantau sangkar Cucak Ijo miliknya untuk melihat siapa tahu burung Cucak Ijo Om Rudy bunyi.

“Beberapa kali para juri selalu menengok ke burung tersebut untuk memantau kalau-kalau bunyi. Sampai lomba selesai nggak bunyi-bunyi ya nggak dapat koncer, tetapi ya itu jurinya berkali-kali melihat untuk memantau burung itu,” ujar Om Rudy.

Baca juga: 3 Juri Cantik Lomba Burung yang Bikin Mata Kicau Mania Tak Berkedip

Untuk pemasangan susuk paku emas di sangkar Murai Batu dilakukan oleh seseorang di Sukabumi melalui seorang teman yang bermukim di sana. Sedangkan untuk pemasangan di sangkar burung Cucak Hijau dilakukan oleh seseorang di Garut.

Burung yang memakai ilmu hitam atau susuk seperti ini cukup mudah dikenali. Biasanya, burung ini paling gacor di lapangan dan burung yang lain membisu seperti ketakutan atau gelisah.

“Ada burung yang sering juara di mana-mana, tetapi suatu ketika membisu begitu digantang. Demikian pula dengan burung lain di sekitarnya. Yang gacor hanya satu, dan saya kira itu yang pakai apa-apa…”

Sesajen kembang dan mengelilingi lapangan lomba

Tak hanya susuk paku emas saja, ada juga yang pakai sesaji bunga-bungaan. Teman Om Brian Rachmad Jogja pernah melakukannya.

“Kebetulan temen sendiri yang pakai… pakai kembang-kembang segala, memutari lapangan beberapa kali sebelum lomba dimulai,” kata Om Brian Rachmad.

Praktek dukun ilmu gaib pada lomba burung sejak tahun 1985

Om Irvan Sadewa yang berkomentar pada unggahan Omkicau.com juga mengatakan bahwa ilmu hitam dan praktek dukun supranatural pada lomba burung sudah ada sejak tahun 1985 dan semakin marak di tahun 1990-1997.

Dukun-dukun tersebut menjanjikan mampu menggiring para juri untuk terpukau dengan burung yang ada di nomor gantangan yang diorder atau terpukau dengan burung yang diorder.

Hal ini tentunya, membuat burung di nomor gantangan tersebut mendapat poin lebih dan berhasil memenangkan lomba.

Bentuk jimat yang dipakai para dukun umumnya berupa jarum kecil yang diselipkan di sangkar atau bunga kecil yang ditaruh di dasar sangkar atau secarik kertas bertuliskan mantra-mantra yang sudah dibalut kain putih atau hitam di dasar sangkar dan lain-lain.

Namun, ada yang lebih canggih lagi, yaitu dukunnya bisa langsung bekerja pada waktu di lapangan tanpa harus menyiapkan apa-apa.

Dukun tersebut bisa menonjolkan burung yang akan dijadikan ‘bintang’, atau membuat semua burung lain yang ada di gantangan lomba jadi gelisah dan tidak berkicau optimal, serta membuat juri seolah bingung dan hanya terpukau ke burung yang akan dijadikan ‘bintang’.

Praktek ilmu hitam jarang digunakan pada tahun 1999

Dulunya, praktek ilmu hitam memang marak terjadi, terutama di ajang lomba burung. Namun, memasuki tahun 2000, sepertinya sudah jarang atau bahkan tidak ada kicau mania yang menggunakan sesajen serta hal-hal gaib lagi.

“Tapi sejak tiga tahun ke belakang sampai saat ini, praktek ini mulai pudar dan sepertinya sudah hilang. Teman-teman kicau mania atau pemain lomba burung lebih menitikberatkan kepada kemampuan atau kualitas burung, prepare (persiapan) dan doa,” kata Om Irvan (20/9/2012).

Salat 40 hari tidak akan diterima Allah

Di sisi lain, orang yang beragama Islam tidak diperbolehkan mendatangi dukun karena salatnya selama 40 hari tidak akan diterima Allah.

Praktek perdukunan sangat dicela dalam Islam. Ulama sepakat akan keharamannya. Ini termasuk bagian dari dosa-dosa yang paling besar.

Pelakunya terbagi menjadi dua:

Pertama, mendatangi dukun karena percaya kepadanya dan membenarkan apa yang disampaikannya, maka ia telah kufur kepada Al-Qur’an. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,

مَنْ أَتَى كَاهِنًا، أَوْ عَرَّافًا، فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ

“Siapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkan apa yang dikatakannya, maka sungguh ia telah kufur kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR. Ahmad dan Ashabus Sunan. Hadits ini dishahihkan Syikah al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 3047 dan al-Irwa’)

Maksudnya: orang yang datang dan bertanya kepada dukun disertai keyakinan akan kebenaran si dukun bahwa dia mengetahui perkara gaib, maka ia telah kafir; karena ia telah menyalahi dan mendustakan firman Allah Ta’ala,

قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ

“Katakanlah: “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah”.” (QS. Al-naml: 65)

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin berkata, “Maka siapa membenarkan dukun dalam ilmu gaib (perkara gaib yang dismapaikannya) padahal dia tahu bahwa tidak ada yang mengetahui perkara gaib kecuali Allah, maka ia kafir kufur akbar yang bisa mengeluarkannya dari agama (Islam). Jika ia jahil dan tidak meyakini bahwa dalam Al-Qur’an ada kedustaan maka kufurnya adalah kufur di bawah kekafiran (tidak menjadi kafir).” (Al-Qaul Mufid: 1/335)

Kedua, orang yang datang untuk dan menanyakan sesuatu kepada dukun, tanpa meyakini atau membenarkannya, maka salatnya selama 40 hari tidak akan diterima. Hal ini didasarkan kepada sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

“Siapa yang mendatangi tukang ramal (dukun) dan bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima salatnya selama empat puluh malam.” (HR. Muslim)

Perlu dicatat bahwa mendatangi di sini bukan karena untuk mengujinya, apakah ia benar atau dusta atau untuk menunjukkan kelemahan dan kedustaannya.

Jika datangnya ke dukun karena ini maka tidak termasuk yang diharamkan dan tidak terkena ancaman dalam hadits.

Baca juga: Ini Jawaban Ustadz tentang Hukum Lomba Burung dalam Pandangan Islam

Status salat selama 40 hari tidak mendapat pahala

Makna tidak diterima salat orang yang pergi ke dukun adalah ia tidak mendapat pahala dari salatnya walaupun telah gugur kewajiban salat tersebut dari dirinya.

Ia tidak harus mengulangi salatnya. Kedudukannya seperti orang yang salat di atas tanah hasil nilep atau memakai baju dari yang haram; walau sah salatnya dan tak perlu ulangi lagi salatnya, tapi ia tidak mendapat pahala dari salatnya tersebut.

Imam Nawawi rahimahullah mengatakan dalam Syarah Muslim terhadap hadits ini, “Sesungguhnya para ulama sepakat bahwa orang yang mendatangi peramal tidak harus mengulangi shalat-shalatnya selama empat puluh malam.”

Kesimpulannya, bahwa salat orang yang mendatangi dukun atau tukang ramal, tanpa membenarkan dan meyakini perkataannya adalah sah. Kewajibannya telah gugur. Hanya saja, salatnya tersebut tidak diterima dan tidak diberi pahala. Wallahu a’lam. (Sumber: www.voa-islam.com).

Demikian beberapa penggunaan ilmu hitam dan kekuatan mistis di event lomba burung. Mungkin saat ini banyak yang tidak percaya dengan hal-hal gaib seputar burung karena memang sekarang sudah tidak ada lagi praktek perdukunan di perlombaan burung.

Artikel Penggunaan Ilmu Hitam dan Minta Bantuan Dukun pada Lomba Burung disadur dari artikel Omkicau.com yang berjudul Black magic, kekuatan mistis atau supranatural dalam lomba burung? Hiiii….

Jika artikel ini bisa menambah wawasan Anda, jangan lupa like dan share ke teman serta sanak saudara Anda. Terima kasih.

Leave a Reply