15 Jenis Murai Batu di Indonesia yang Bagus

Jenis Murai Batu source inaturalist


Burungnya.com - Berbicara tentang burung kicau paling populer di Indonesia, pastinya Kamu sudah tak asing dengan yang namanya jenis Murai Batu (white rumped shama). Ya, salah satu jenis burung yang terkenal di negara Indonesia dan mancanegara ini mempunyai suara kicauan yang mendunia.

Meski begitu, di antara burung Murai Batu Indonesia dan mancanegara, yang terbaik tetap burung Murai Batu asal Indonesia. Mengapa bisa demikian? 

Burung Murai Batu dari Indonesia memiliki keunikan serta ciri khas suara yang tidak dimiliki oleh burung impor dari mancanegara. Adapun burung Murai Batu mancanegara biasanya berasal dari Thailand, Malaysia, dan Filipina.

Jenis Murai Batu


Sementara, jenis Murai Batu yang terpopuler di Indonesia, kebanyakan berasal dari Sumatera, seperti berikut: 

  1. Murai Batu Lampung
  2. Murai Batu Medan
  3. Murai Batu Aceh
  4. Murai Batu Sabang
  5. Murai Batu Bordan
  6. Murai Batu Bahorok
  7. Murai Batu Balak
  8. Murai Batu Lahat
  9. Murai Batu Jambi
  10. Murai Batu Nias
  11. Murai Batu Kalimantan atau Borneo
  12. Murai Batu Jawa atau Larwo
  13. Murai Batu Irian
  14. Murai Batu Golden Shama
  15. Murai Batu Hybrid Kawing Silang Kacer

1. Murai Batu Lampung


Saat ini, sudah sangat sulit menemukan burung Murai Batu asli Lampung. Hal ini dikarenakan maraknya kasus alih fungsi hutan menjadi kawasan pemukiman penduduk yang memaksa burung Murai Batu Lampung harus bermigrasi ke kawasan lain dan kemudian mati karena tak mampu bertahan.

Oleh karena itu, kalau seseorang menyebut burungnya sebagai burung Murai Batu Lampung, sesungguhnya itu merupakan burung Murai Batu yang dipasok dari Kota Agung, Jambi, dan Riau. 

Bukan hasil tangkapan dari hutan-hutan yang berada di wilayah Lampung, seperti yang diungkapkan oleh Omkicau.

Untuk mengenali burung Murai Batu Lampung, Kamu dapat memperhatikan beberapa ciri fisik burung tersebut.

  • Postur tubuh lebih kecil dari Murai Batu Medan
  • Ekornya memiliki panjang sekitar 12-18 cm
  • Bulu dada burung Murai Batu Lampung berwarna orange kecoklatan dan terlihat lebih gelap bila dibandingkan dengan burung Murai Batu Kalimantan
  • Burung ini memiliki mental yang sangat bagus, kuat, dan gesit
  • Jenis suara cenderung mengulang-ulang atau ngeban, namun kurang bervariasi

2. Murai Batu Medan


Burung Murai Batu Medan sebenarnya tidak benar-benar berasal dari Medan. Omkicau mengatakan bahwa burung jenis ini didatangkan dari beberapa daerah di Aceh, Pasaman, Padang Sidempuan, dan Semenanjung Malaysia. Namun, saat ini habitat burung Murai Batu Medan mulai berkurang drastis.

Dulunya, burung ini masih bisa ditemukan di beberapa kawasan Sumatera Utara, seperti Bukit Lawang, Bohorok, dan kaki Gunung Leuser. Namun sekarang, para penangkar sudah mulai kesulitan mendapatkan burung Murai Batu di daerah tersebut.

Sehingga saat ini sebutan burung Murai Medan sebenarnya merupakan burung hasil kawin silang antara berbagai jenis burung Murai Batu yang masih ada keturunan dengan burung Murai Batu Medan, seperti Murai Batu Aceh, Pasaman, Padang Sidempuan, dan Malaysia.

Kendati demikian, kalau sudah mendengar nama burung Murai Medan, sepertinya sangat sulit menutupi rasa ketertarikan pada burung tersebut. 

Burung Murai Batu sendiri memang beda dari burung Murai Batu yang lain, khususnya pada bagian postur tubuhnya. Tubuh Murai Batu lebih besar dan tegap. Lebih jelasnya simak beberapa ciri fisik burung Murai Batu berikut.

  • Burung Murai Batu Medan memiliki badan yang lebih besar dari burung Murai Batu lain.
  • Bulu burung Murai Batu Medan berwarna hitam legam dan mengkilat. Kalau terkena sinar matahari akan terlihat warna kebiru-biruan.
  • Kaki burung Murai Batu Medan berwarna hitam, namun kalau masih muda warnanya merah kehitam-hitaman.
  • Bulu ekornya memiliki empat pasang bulu putih dan mempunyai strip berwarna hitam yang membelah secara horizontal.
  • Panjang bulu Murai Batu bisa mencapai 27-30 cm.
  • Kebiasan burung ini saat berkicau yakni sering menegakkan ekornya sampai menyentuh kepala.

3. Murai Batu Aceh


Burung Murai Batu Aceh berasal dari daerah Tangse (Piedie), Pegunungan Seulawahsabang, Lhoong, dan Keude Bieng. 

Burung ini biasanya memiliki postur tubuh yang tidak terlalu besar. Untuk ekornya, bisa disamakan dengan burung Murai Batu Medan yaitu sekitar 19-30 cm. 

Burung yang satu ini juga memiliki variasi suara yang sangat banyak dan ngeroll. Tak jarang, suara burung Murai Batu Aceh terdengar seperti suara tembakan atau besetan yang menyayat.

4. Murai Batu Sabang


Murai Batu Sabang cukup langka dengan pola ekor yang unik. Ekor Murai Batu Sabang bisa mencapai 20 cm. Di bagian ekornya, ada pola putih bulat berjajar mirip seperti batik. Burung Murai Batu Sabang cukup langka dan sulit ditemukan di wilayah lain.

5. Murai Batu Bordan


Murai Batu Bordan merupakan burung hasil kawin silang antara Murai Batu Medan jantan dan Murai Batu Borneo betina. 

Dari perkawinan ini diharapkan Murai Batu Bordan mempunyai karakter mental fighter, gaya bertarung yang bagus, dan suara yang gacor.

Murai Batu Bordan hampir sama dengan Murai Batu Medan, terutama bagian postur tubuh dan pola motif bulu ekor. 

Burung Murai Batu Bordan diklaim memiliki suara dan irama lagu yang bervariasi serta tembakan yang lebih keras. 

Ciri unik dari Murai Batu Bordan, dia sering memainkan ekornya saat bertarung melawan Murai Batu lain di lapangan.

6. Murai Batu Bahorok


Murai Batu Bahorok berasal dari daerah kecamatan Bahorok kabupaten Langkat provinsi Sumatera Utara. 

Di sana, Kamu masih bisa menjumpai Murai Batu Bahorok di alam liar, tepatnya di sekitar kaki Gunung Leuser atau Taman Nasional Gunung Leuser. 

Murai Batu Bahorok cukup sulit dijinakkan karena jarang sekali berinteraksi dengan manusia.

7. Murai Batu Balak


Jenis burung Murai Batu Balak hampir sama dengan Murai Batu Sabang. Kesamaan ini terlihat pada pola ekor Murai Batu Balak yang unik, yaitu itu ada pola corak putih berjajar. 

Jumlah corak putihnya bervariasi yang kemungkinan mempunyai arti tersendiri. Sayangnya, ekor Murai Batu Balak diperkirakan tak bisa lebih panjang dari 20 cm.

8. Murai Batu Lahat


Burung Murai Batu Lahat merupakan salah satu jenis burung Murai Batu terpopuler di Indonesia. Burung Murai Batu yang berada di pasaran, kebanyakan adalah jenis burung Murai Batu Lahat. 

Burung ini memiliki ekor sepanjang 18-23 cm. Postur tubuhnya lebih mirip dengan burung Murai Batu Nias. Suaranya pun juga mirip yakni memiliki variasi suara yang banyak dan mental yang bagus.

9. Murai Batu Jambi


Burung Murai Batu yang berasal dari Jambi ini mempunyai habitat di dataran rendah dan dataran tinggi. Burung Murai Batu Jambi yang tinggal di dataran rendah memiliki ukuran serta bentuk tubuh yang relatif kecil. 

Oleh sebab itu, ekornya tak terlalu panjang. Sementara, untuk Murai Batu Jambi dari dataran tinggi, memiliki ekor lebih panjang serta melengkung ke atas. Tak hanya itu, burung Murai Batu Jambi mempunyai mental bertempur yang tangguh dan rajin dalam berkicau.

10. Murai Batu Nias


Seperti dua jenis burung Murai Batu sebelumnya, burung Murai Batu Nias juga cukup sulit ditemukan di daerah asalnya. 

Kalau ada penjual yang mengatakan burungnya berasal dari Nias, maka sejatinya burung tersebut didatangkan dari Mentawai/ Pagai, Sibanang, Simeulue, dan sebagainya.

Ciri-ciri burung Murai Batu Nias di antaranya,

  • Postur tubuh relatif kecil dan lebih mirip ukuran tubuh Murai Batu Lampung
  • Bulu utama ekor burung Murai Batu Nias tidak berwarna putih melainkan hitam atau biasa disebut blacktail
  • Panjang bulu ekor sekitar 17-20 cm dan berwarna hitam pekat
  • Volume suara lebih keras
  • Mampu meniru suara burung Murai Batu lain lebih cepat
  • Burung Murai Batu Nias tidak mudah stress dan cepat beradaptasi

11. Murai Batu Kalimantan atau Borneo


Tahukah Kamu, ternyata burung Murai Batu Kalimantan masih dibedakan menjadi tiga jenis burung, antara lain Murai Batu Banjar, Murai Batu Palangka, dan Murai Batu Mahkota.

Meski terbilang banyak, orang-orang sana mengaku tak kesulitan membedakan jenis-jenis dari burung Murai Batu Kalimantan.

Jenis burung Murai Batu Borneo terbaik bisa dilihat dari ciri fisiknya. Berikut beberapa ciri-ciri fisik dari Murai Batu Kalimantan atau Borneo.

  • Burung Murai Batu Borneo yang berkualitas harus memiliki bulu dada berwarna coklat terang. Semakin terang warna dadanya maka burung tersebut biasanya mempunyai mental yang baik saat berada di atas gantangan. Selain itu, suaranya akan keluar terus-menerus atau ngedur.
  • Bagian kakinya harus berwarna coklat agak hitam atau coklat agak kemerahan. Kamu jangan memilih burung Murai Batu Kalimantan yang kakinya berwarna kekuningan karena burung tersebut mentalnya kurang bagus.
  • Ekor tidak terlalu panjang yakni sekitar 10-13 cm.
  • Kepala Murai Batu Borneo biasanya berbentuk kotak atau rata dan tidak membulat. Tatapan matanya tajam dan melotot.
  • Kalau mau memilih burung Murai Batu Kalimantan dengan suara keras, maka pilih burung dengan paruh yang sering terbuka lebar. Selain itu, bagian leher harus besar dan kuat. Ciri-ciri burung Murai Batu seperti ini dipercaya memiliki suara yang keras dan lantang.

12. Murai Batu Jawa Larwo


Burung Murai Batu Jawa sudah sangat langka dan jangan harap Kamu bisa menemukan burung ini di pasaran. Hal ini diperparah dari faktor ketenaran. 

Burung Murai Batu Jawa kalah tenar bila dibandingkan dengan Murai Batu Medan. Alhasil, jarang pecinta burung yang mau menangkar burung Murai Batu Jawa.

Namun, kalau berbicara tentang burung Murai Batu Jawa atau Larwo, ternyata nama Larwo menyimpan arti nama yang cukup unik. 

Kamu tahu sendiri bahwa orang Jawa gemar menyingkat suatu nama. Nah, ternyata nama burung Murai Batu Larwo juga ada singkatannya yakni Lare Dowo (bulunya panjang).

Selain namanya, ada lagi yang membuat burung ini terlihat begitu unik. Saat burung Murai Batu Jawa berkicau, bulu-bulu di kepalanya akan berdiri tegak seperti jambul. 

Biasanya, burung Murai Batu yang lain akan mengembangkan bulu dadanya, namun Larwo justru bulu kepalanya.

Ciri khusus lainnya tentang burung Murai Batu Jawa adalah sebagai berikut.

  • Postur tubuhnya relatif lebih kecil dibanding Murai Batu lainnya
  • Burung Murai Batu Jawa memiliki garis batas bulu yang berwarna hitam di daerah perut
  • Untuk karakter suara tak berbeda jauh dengan burung Murai Batu yang lain
  • Panjang bulu ekor burung Murai Batu Jawa sekitar 8-10 cm

13. Murai Batu Irian


Jika dilihat secara fisik, Murai Batu Irian berbeda jauh dengan jenis Murai Batu lainnya. Burung Murai Batu Irian cenderung lebih berwarna gelap dan hitam. 

Namun, bagian ujung bulu-bulunya berwarna agak hijau berminyak dan berkilau. Murai Batu Irian mempunyai ekor panjang sekitar 35 cm.

14. Murai Batu Golden Shama


Ternyata Murai Batu Golden Shama berasal dari Murai Batu Professor Xavier (Prof X), indukan jantan pencetak Golden Shama. Murai Prof X ini berasal dari hutan di daerah Padang Sidimpuan, Sumatera Utara.

Burung ini didapat dari adik seorang teman yang kebetulan mengepul Murai Batu dari pemikat Murai di hutan di tahun 2015 silam.

Sang pemikat bercerita bahwa ini unik dan langka karena selama lebih dari 40 tahun memikat burung, baru pertama kali dia mendapatkan Murai Batu warna mutasi Golden Shama.

15. Murai Batu Hybrid Kawing Silang Kacer


Di Indonesia sudah ada yang berhasil mengawinkan Murai Batu dan Kacer jadi Murka (Murai Batu x Kacer).

Perkawinan burung yang berbeda spesies ini sudah terjadi beberapa tahun lalu. Ternyata hasilnya sungguh di luar dugaan. Murai Batu dan Kacer bisa menghasilkan anakan burung hybrid yang luar biasa.

Salah satu pemilik anakan hasil kawin silang Murai Batu dan Kacer adalah Joko Susanto dari Jogja. Dia merupakan salah satu pemilik burung Murka atau Murai Batu Kacer.

Saat itu, burung Murai Batu x Kacer masih tiga ekor, salah satunya di Jogja yang dimiliki Joko Susanto dan yang dua di Palembang Sumatera Selatan.

Tapi bagaimana mungkin Murai Batu dikawinkan dengan Kacer?

Ternyata bila dilihat dari taksonomi kedua burung tersebut masih satu keluarga, yang berbeda cuma spesies saja.

Klasifikasi Ilmiah Murai Batu atau Kucica Hutan (Copsychus malabaricus)

  • Kerajaan: Animalia
  • Filum: Chordata
  • Kelas: Aves
  • Ordo: Passeriformes
  • Famili: Muscicapidae
  • Genus: Copsychus
  • Spesies: C. malabaricus
Klasifikasi Ilmiah Kacer atau Kucica Kampung (Copsychus saularis)

  • Kerajaan: Animalia
  • Filum: Chordata
  • Kelas: Aves
  • Ordo: Passeriformes
  • Famili: Muscicapidae
  • Genus: Copsychus
  • Spesies: C. saularis

Kesimpulan


Itulah beberapa jenis Murai Batu Terpopuler di Indonesia dan Mancanegara. Dari sekian banyak burung Murai Batu, adakah salah satu jenis burung yang Kamu punya?

Sampai sekarang burung Murai Batu masih menjadi primadona di kalangan kicau mania. Harga Murai Batu masih stabil dan mahal. Berbeda dengan jenis burung lain yang sudah mengalami penurunan, terutama di masa pandemi.

Terima kasih telah membaca artikel Burungnya.com. Jangan lupa follow Instagram @burungnyadotcom

Translate to English

When talking about the most popular songbirds in Indonesia, you’re probably familiar with the Murai Batu (White-rumped Shama). Yes, this bird, which is famous both in Indonesia and abroad, is known for its globally admired song.

However, among all the Murai Batu birds from Indonesia and other countries, the best ones still come from Indonesia. Why is that?

The Murai Batu from Indonesia has a unique and distinctive sound that the imported ones from other countries don’t have. Imported Murai Batu typically come from Thailand, Malaysia, and the Philippines.

Types of Murai Batu Birds

The most popular Murai Batu birds in Indonesia mostly come from Sumatra. Here are some of the types:

  1. Murai Batu Lampung
  2. Murai Batu Medan
  3. Murai Batu Aceh
  4. Murai Batu Sabang
  5. Murai Batu Bordan
  6. Murai Batu Bahorok
  7. Murai Batu Balak
  8. Murai Batu Lahat
  9. Murai Batu Jambi
  10. Murai Batu Nias
  11. Murai Batu Kalimantan or Borneo
  12. Murai Batu Jawa or Larwo
  13. Murai Batu Irian
  14. Murai Batu Golden Shama
  15. Murai Batu Hybrid Kawing Silang Kacer

1. Murai Batu Lampung

It’s now quite rare to find a Murai Batu native to Lampung. This is due to widespread deforestation, which has forced the Lampung Murai Batu to migrate to other areas, where they often die from not being able to adapt.

If someone mentions they have a Murai Batu Lampung, it’s actually a bird sourced from places like Kota Agung, Jambi, or Riau, not from the Lampung forests.

To identify a Murai Batu Lampung, here are some characteristics:

  • Smaller body compared to the Murai Batu Medan.

  • Tail length around 12-18 cm.

  • The chest feathers are reddish-orange, darker than those of the Murai Batu Kalimantan.

  • Excellent mental strength, agile and strong.

  • Their song tends to repeat or "ngeban," but is less varied.

2. Murai Batu Medan

The Murai Batu Medan doesn’t actually come from Medan, according to Omkicau. It is brought in from various regions such as Aceh, Pasaman, Padang Sidempuan, and the Malaysian Peninsula. However, the habitat of the Murai Batu Medan is rapidly diminishing.

Previously, these birds were found in areas of North Sumatra, such as Bukit Lawang, Bohorok, and the foot of Mount Leuser. Now, breeders are having a hard time finding them in these areas.

Thus, the term Murai Batu Medan now refers to birds that are hybrids from different Murai Batu species that still have lineage ties to the Medan bird, such as those from Aceh, Pasaman, Padang Sidempuan, and Malaysia.

Despite this, the Murai Batu Medan is still highly sought after for its impressive appearance and song. Here are some traits:

  • Larger and sturdier body compared to other Murai Batu birds.

  • Glossy black feathers with a bluish shine when exposed to sunlight.

  • Black legs, though young birds have reddish-black legs.

  • Four pairs of white feathers on the tail with a horizontal black stripe.

  • Tail feathers can reach 27-30 cm in length.

  • While singing, it often raises its tail so that it touches its head.

3. Murai Batu Aceh

The Murai Batu Aceh hails from areas like Tangse, the Seulawah Mountains, Lhoong, and Keude Bieng in Aceh.

This bird has a medium-sized body, with a tail length of 19-30 cm, similar to the Murai Batu Medan. It’s known for its varied and rolling song, which sometimes sounds like a gunshot or sharp whistle.

4. Murai Batu Sabang

The Murai Batu Sabang is relatively rare, known for its unique tail pattern. Its tail can reach 20 cm, and it has a series of round white markings that resemble batik patterns. This bird is hard to find outside its native areas.

5. Murai Batu Bordan

The Murai Batu Bordan is a hybrid of a male Murai Batu Medan and a female Murai Batu Borneo. This hybrid is known for its strong mental fortitude, impressive fighting style, and loud, varied songs.

It closely resembles the Murai Batu Medan, particularly in body structure and tail feather patterns. The Murai Batu Bordan is also known for using its tail during fights with other birds.

6. Murai Batu Bahorok

This bird is found in the Bahorok region of North Sumatra, around the foot of Mount Leuser or the Gunung Leuser National Park. Murai Batu Bahorok is difficult to tame because it rarely interacts with humans.

7. Murai Batu Balak

This species shares similarities with the Murai Batu Sabang, particularly its unique tail markings. The white markings on its tail can vary, though the tail length usually doesn’t exceed 20 cm.

8. Murai Batu Lahat

The Murai Batu Lahat is one of the most popular species in Indonesia. It has a tail length of 18-23 cm and shares a similar body structure with the Murai Batu Nias. Its song is varied and its mental state is strong, making it a favorite among bird enthusiasts.

9. Murai Batu Jambi

The Murai Batu Jambi lives in both lowland and highland areas. Birds from the lowlands tend to be smaller with shorter tails, while those from the highlands have longer, upward-curved tails. They are known for their strong battling spirit and consistent singing.

10. Murai Batu Nias

Like the Murai Batu Lampung, Murai Batu Nias is now quite rare in its native area. Any Murai Batu sold as coming from Nias is most likely from Mentawai/Pagai, Sibanang, or Simeulue.

Traits of the Murai Batu Nias:

  • Smaller body similar to the Murai Batu Lampung.

  • Tail feathers are dark, known as "blacktail," with a length of 17-20 cm.

  • Louder, more pronounced song.

  • Quick to mimic other Murai Batu species and adapt easily.

11. Murai Batu Kalimantan (Borneo)

The Murai Batu Kalimantan is actually divided into three types: Murai Batu Banjar, Murai Batu Palangka, and Murai Batu Mahkota. Despite the variety, locals can easily distinguish between the different types.

To identify a quality Murai Batu Borneo, look for:

  • A chest with light brown feathers, often signifying strong mental traits.

  • Darker brown or reddish-brown legs.

  • A tail length of 10-13 cm.

  • A square, flat-shaped head with sharp eyes.

  • A wide-open beak and strong neck, indicating a loud and powerful song.

12. Murai Batu Jawa Larwo

The Murai Batu Jawa is very rare and almost never found in the market. It’s less popular compared to the Murai Batu Medan, which has led to fewer breeders specializing in it. The term "Larwo" refers to its long feathers (Lare Dowo in Javanese).

This bird is unique in that when it sings, the feathers on its head stand up like a crest, unlike other Murai Batu species, which puff out their chest feathers. It has a smaller body size compared to other types.

13. Murai Batu Irian

The Murai Batu Irian is darker and more black in color compared to other species. Its tail feathers are about 35 cm long, and the tips of its feathers have a greenish sheen.

14. Murai Batu Golden Shama

The Murai Batu Golden Shama originates from the Murai Batu Professor Xavier (Prof X), which was found in Padang Sidimpuan, North Sumatra. This bird is notable for its mutation and rare golden coloration.

15. Murai Batu Hybrid Kawing Silang Kacer

In Indonesia, a successful hybrid of the Murai Batu and Kacer has been created, known as Murka (Murai Batu x Kacer). This hybrid has surprised many with its unique traits and excellent song.

Conclusion

Those are some of the most popular types of Murai Batu in Indonesia and beyond. Are any of these Murai Batu species part of your collection?

The Murai Batu remains a favorite among bird enthusiasts. Its price remains stable and high, unlike other bird species which have seen a decline, especially during the pandemic.

Thank you for reading this article from Burungnya.com. Don’t forget to follow us on Instagram @burungnyadotcom!

Post a Comment

Previous Post Next Post