Istana Kepresidenan Jakarta (mapio.net)Istana Kepresidenan Jakarta (mapio.net)

Burungnya.com – Istana Kepresidenan Jakarta mempunyai ratusan pohon rindang yang sangat nyaman untuk tempat tinggal berbagai jenis burung. Hal ini menjadikan Istana Kepresidenan Jakarta layaknya hutan di tengah kota. Setiap pagi dan sore, puluhan burung datang dan pergi sesuka hati mencari makanan. Mereka sengaja tidak dikandangkan biar hidup bebas.

Pihak Istana sendiri memiliki pegawai khusus yang bertugas memberikan makan kepada burung-burung liar. Pegawai tersebut hampir setiap hari memberi makan burung berupa, buah pepaya, pisang, jagung, hingga biji-bijian ketapang.

Jenis burung di Istana Kepresidenan Jakarta

Burung yang paling banyak tinggal di Istana Kepresidenan Jakarta di antaranya burung Kutilang (Pycnonotus Aurigaster), burung Tekukur atau Derkuku (Spilopela Chinensis), dan burung Betet (Psittacula Alexandri).

“Di Istana ini, memang banyak pohon-pohon besar untuk tempat berlindung mereka. Burung itu satwa liar yang perlu dilestarikan. Burung-burung yang berkeliaran di lingkungan Istana sini, itu di luaran sedikit punah” ujar Kepala Bagian Peralatan dan Penataan Lingkungan Biro Pengelolaan Istana Sekretariat Presiden, Katino, seperti yang disadur dari Kompas.

Tim Komunikasi Presiden sempat membuat video khusus berjudul ‘Kicauan Burung Istana’ dan diunggah ke Youtube.

 

Meneruskan tradisi memelihara burung dari Bung Karno

Keberadaan burung-burung liar di Istana Kepresidenan Jakarta rupanya ada sangkut pautnya dengan Presiden pertama Republik Indonesia.

Di periode tahun 1950-an, Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno melepasliarkan burung jenis Betet dan Tekukur di lingkungan Istana Merdeka.

“Ide beliau, menghargai harkat kebebasan makhluk hidup. Itu menunjukan beliau sangat menghormati kebebasan,” kata Kepala Sekretariat Presiden Darmansjah Djumala saat berbincang santai, akhir pekan lalu.

Burung-burung yang dilepasliarkan Bung Karno itu kemudian ada yang menetap, ada pula yang pergi. Mereka yang datang, lalu berkembang biak hingga sampai sekarang.

Di era pemerintahan saat ini sendiri, Presiden Joko Widodo ingin Istana tidak lagi sebatas gedung tempat administrasi pemerintahan berjalan. Bukan pula sebatas pada pusat kegiatan politik, politik kenegaraan, kantor presiden atau tempat tinggal presiden. Presiden Jokowi Widodo ingin Istana menjadi pusat pengembangan peradaban. Rujukan perkembangan peradababan Indonesia.

“Kebebasan itu adalah salah satu nilai peradaban kita warga Indonesia. Akhirnya rujukan nilai Bung Karno tadi, bagaimana menghargai kebebasan, diteruskan oleh pemerintah sekarang. Kami peliharalah burung-burung itu dengan baik,” ujar Djumala.

Nilai-nilai yang ditradisikan Bung Karno itu dinikmati betul oleh Presiden Jokowi. Bahkan, Jokowi tidak pernah sekalipun menutup jendela dan pintu Istana Merdeka setiap dia sedang bekerja di dalamnya.

Presiden Jokowi membiarkan pintu dan jendela selalu terbuka. Dari sana lah kicau burung yang bebas beterbangan menyusup masuk ke dalam Istana Merdeka. Menemani Presiden yang tengah berkutat dengan persoalan bangsa dan negara.

“Bagi Presiden, yang paling penting itu mendengar suaranya,” ujar Djumala.

Meski liar, keberadaan burung-burung tidak pernah dianggap mengganggu. Pihak Istana juga tak keberatan membersihkan kotoran burung yang berserakan di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta.

“Kalau ada kotoran burung, ya tinggal disapu saja kan. Atau ke depan, kami mau kasih pengumuman saja ya, tulisannya ‘sedang ada tamu negara’ jadi enggak boleh beterbangan di sekitar,” seloroh Djumala.

Pengamat dan peneliti burung di Indonesia, Yoyok Hadiprakarsa mengatakan, konsep tempat tinggal burung di Istana Kepresidenan Jakarta itu sungguh menarik. Sebab, tidak banyak kantor pemerintah di tengah yang memikirkan ekosistem seperti itu.

“Istana Merdeka akan menjadi sentral untuk urban wild life, dalam hal ini burung, yang nantinya mudah-mudahan bisa terhubung ke kantong-kantong burung di sekitarnya,” ujar Yoyok.

Itulah sedikit cerita tentang kehidupan burung-burung liar di Istana Kepresidenan Jakarta. Burung-burung ini dibiarkan hidup bebas karena Presiden Joko Widodo menjunjung tinggi nilai kebebasan. Jokowi hanya ingin mendengarkan kicauan burung yang merdu. Jadi, burung-burung liar tersebut tidak dimasukkan ke dalam sangkar.

Leave a Reply