3 Kriteria Penilaian Lomba Burung Kicau Lengkap dengan Tata Cara Penilaian

Burungnya.com – Sebelum mengikuti lomba burung, ada baiknya Anda harus mengetahui apa saja kriteria dasar penilaian lomba burung berkicau. Hal ini harus dilakukan agar Anda bisa fokus menyiapkan strategi melalui perawatan burung (gacoan) sesuai poin-poin penilaian lomba burung.

Kalau hanya asal ikut serta dalam acara lomba burung, mungkin Anda akan kalah dan kemudian tak terima dengan hasil penilaian. Kasus seperti ini sering terjadi dan akhirnya membuat hubungan antara kicau mania dengan juri lomba burung menjadi kurang harmonis.

Oleh karena itu, kriteria penilaian lomba burung dan tata cara penilaian lomba burung harus dipelajari dan dipahami terlebih dahulu. Lagian, kriteria penilaian lomba burung tidak terlalu banyak, hanya tiga kriteria dasar. Apa saja tiga kriteria dasar penilaian lomba burung berkicau?

  1. Irama dan Lagu
  2. Volume dan Suara
  3. Fisik dan Gaya

Jadi, sebelum bertanding, Anda harus memastikan dulu apakah burung peliharan Anda sudah mempunyai tiga kriteria dasar tersebut? Kalau semua kriteria sudah terpenuhi, berarti Anda bisa mengikuti lomba burung.

Berikut penjelasan singkat tiga kriteria lomba burung berkicau:

Irama lagu

Irama lagu menjadi penilaian utama dalam ajang lomba burung berkicau. Apa itu irama lagu? Irama lagu adalah suatu bunyi yang memiliki alunan nada dengan tempo ketukan yang teratur dan serasi. Irama lagu meliputi kombinasi naik turunnya nada, kombinasi panjang pendeknya nada, dan permainan speed irama yang menjadi harmoni, dan enak di dengar (tidak fals).

Burung dikatakan memiliki irama lagu yang baik apabila irama lagunya lengkap, seperti variasi lagu, keaktifan bunyi atau gacor, permainan speed ritme lagu, spasi nada, isian-isian yang sesuai dengan nada-nada yang lain, dan lagunya tidak terpotong potong serta tidak diulang-ulang.

Selain itu, irama lagu juga harus membentuk keserasian bunyi yang harmoni. Jika burung terlalu lama ngetem atau justru sering ngetem (kurang rajin berkicau), maka ini akan sedikit mengurangi poin penilaian lomba burung kicau.

Volume suara

Kriteria penilaian lomba pada poin volume suara bukanlah penilaian tentang seberapa keras kicauan suara burung Anda, melainkan penilaian yang menitikberatkan pada kualitas suara burung. Setidaknya, suara burung Anda harus gacor, empuk (enak didengar), tidak cempreng, kristal (suaranya bersih), tidak parau, dan nyaring (lantang).

Fisik dan gaya

Tidak hanya irama lagu dan volum suara saja, burung yang mengikuti lomba juga harus lolos penilaian fisik dan gaya. Untuk penilaian fisik, dapat dilakukan dengan melihat burung secara langsung. Burung yang sehat akan kelihatan bahwa tubuhnya sehat dan tidak cacat, sementara burung yang sakit pasti akan terlihat lesu dan malas berkicau.

Lebih lengkapnya, Anda bisa melihat ciri fisik burung yang sehat berikut:

  1. Kondisi tubuh sehat
  2. Tidak cacat atau anggota tubuh utuh
  3. Bulu bersih dan sempurna
  4. Postur tubuh ideal
  5. Aktif bergerak
  6. Tenang di tangkringan (nagen) tidak loncat-loncat atau ngeruji

Baca juga: 3 Juri Cantik Lomba Burung yang Bikin Mata Kicau Mania Tak Berkedip

Tata Cara Penilaian Lomba Burung

Pada dasarnya, setiap perlombaan burung memiliki pakem atau standar penilaian masing-masing. Jadi, terkadang tata cara penilaian lomba burung ini tidak sama antara wilayah satu dengan wilayah lainnya. Untuk itu, kami akan menunjukkan garis besarnya saja.

Anda pasti mengetahui bahwa setiap juri selalu membawa lembar penilaian sendiri-sendiri. Nah, lembar penilaian yang dipegang juri tersebut umumnya terdiri dari lima kolom yang berisi nomor urut (nomor gantangan burung), irama lagu, volume suara, fisik atau gaya, dan jumlah nilai.

Persentase terbesar penilaian lomba burung adalah irama lagu, kemudian volume suara, dan terakhir fisik atau gaya. Dalam irama lagu, hal utama yang dinilai adalah variasi suara dan speed. Semakin banyak variasi suara, maka semakin tinggi nilainya. Semakin cepat irama lagunya, maka semakin tinggi nilainya.

Untuk volume suara, semakin keras dan berkualitas suaranya, maka semakin tinggi nilainya. Sedangkan, dalam fisik dan gaya, para juri melihat bagaimana gerakan tubuh burung tersebut. Seperti halnya, pada burung Anis Merah yang baru dikatakan bagus apabila sudah teler. Gerakan telernya seperti mematuk-matuk ke kiri dan ke kanan, keluar suara, ekor bergerak buka tutup, mbebek, dan lain sebagainya.

Kalau burung Kenari sama Murai Batu beda lagi. Burung Kenari dianggap bagus jika sayapnya terbuka dan bergerak ke kiri dan kanan, sementara burung Murai Batu dilihat bagus tidaknya dari pergerakan ekor dan ketenangan saat berkicau.

Di samping itu, masing-masing kolom sudah ada batas maksimal nilainya. Untuk irama lagu, nilai maksimal dalam babak penyisihan adalah 35 poin; volume suara 23 poin; dan fisik atau gaya 22 poin. Sedangkan pada babak final nilainya adalah irama lagu 38 poin; volume suara 24 poin; dan fisik atau gaya 23 poin.

Burung dinilai sebanyak tiga kali

Saat menilai burung, juri tidak hanya melihatnya sekali, melainkan tiga kali. Juri biasanya menilai dan mengamati burung sebanyak tiga kali. Pertama, juri mengontrol burung bunyi atau tidak sembari menancapkan bendera-bendera kecil.

Kedua, juri memberi nilai awal 37 poin atau 37,5 poin (pada semua burung yang bunyi) untuk babak penyisihan dan 38 poin (pada burung yang terlihat bagus irama lagunya) untuk babak final.

Ketiga, juri mengontrol burung-burung yang mempunyai nilai 38 poin. Setelah itu, mereka akan membandingkan burung mana yang terbaik dan pantas diberi bendera favorit A, B, atau C.

Jika saat membandingkan terdapat beberapa burung yang nilainya sama pada poin irama lagu, maka juri akan membandingkan di poin volume suara (variasi lagu serta speed), dan berlanjut ke fisik atau gaya.

Kalau sudah membandingkan tiga kriteria tadi dan tetap sama nilainya, maka juri harus berdiskusi dengan juri senior atau juri yang diseniorkan (juri yang sudah berpengalaman dan berkredibilitas tinggi). Nantinya, juri senior harus bisa mempertanggungjawabkan hasil penilaian dan memberi argumen yang tepat ketika ada peserta lomba yang protes.

Meski begitu, biasanya terdapat juri lain yang mempunyai argumen berbeda dari juri senior. Juri seperti ini akan bersikukuh pada pendapatnya dan memberikan bendera A miliknya pada burung yang dia pilih (tidak sama dengan burung pilihan juri senior). Inilah alasan mengapa setiap burung bisa mendapat bendera favorit yang berbeda-beda.

Jumlah bendera favorit juga menentukan juara 1, 2, dan 3. Untuk menentukan juara 1, maka akan dilihat dari jumlah bendera A. Untuk menekankan juara 2, maka akan dilihat dari jumlah bendera B. Untuk menancapkan juara 3, maka akan dilihat dari jumlah bendera C.

Lalu, bagaimana cara menentukan juara 10 besar mulai juara 4 sampai juara 10? Untuk juara 4-10, dilihat dari perolehan jumlah nilai (jumlah dari semua juri) masing-masing burung pada kolom irama lagu. Lalu, jika terdapat jumlah nilai yang sama, maka akan dilakukan undian atau tos.

Demikian beberapa kriteria penilaian lomba burung dan tata cara penilaiannya. Kriteria penilaian ini merupakan versi Solo (PBI) yang dikutip dari Omkicau. Semoga bermanfaat.

Leave a Comment