Burung Paruh Bengkok (instagram.com-bagas.up)Burung Paruh Bengkok (instagram.com-bagas.up)

Burungnya.com – Berawal dari kecintaannya terhadap burung, akhirnya mahasiswa Universitas Sebelas Maret, Surakarta (UNS) memutuskan untuk berbisnis burung Paruh Bengkok. Sejak kecil, pemuda bernama Bagas Utomo Putro ini memang suka dengan burung.

Ternyata sampai duduk di tingkat pendidikan perkuliahan, kecintaan Bagas terhadap burung belum padam. Mahasiswa semester 8 Program Bimbingan dan Konseling ini justru mendirikan Philo Parrot yang membudidayakan burung Paruh Bengkok, kemudian menjualnya kepada konsumen.

Melatih burung Paruh Bengkok

Philo Parrot tidak hanya tempat budidaya burung Paruh Bengkok saja. Di sana, burung-burung pintar tersebut dilatih agar bisa melakukan berbagai atraksi. Setelah benar-benar pandai melakukan akrobat layaknya hewan di sirkus, burung-burung Paruh Bengkok tadi dijual melalui internet dan pameran-pameran burung.

Baca juga: 8 Cara Menghindari Penipuan Jual Beli Burung Online dan Solusi Jika Sudah Terlanjur Tertipu

“Awalnya saya memelihara burung Paruh Bengkok dan saya latih, kemudian saya upload keterampilan burung peliharaan tersebut di sosial media. Ternyata respon dari teman-teman sangat positif dan saya mulai melihat peluang untuk dijadikan bisnis,” kata Bagas di Surakarta seperti yang dikutip dari Swa.co.id, (4/8/2017).

Harga burung Paruh Bengkok

Menurutnya harga burung Paruh Bengkok sudah mahal, kalau sudah terlatih harganya bisa lebih mahal lagi. Nilai jual burung Paruh Bengkok yang sudah terlatih akan melonjak 2-10 kali lipat dari harga normal.

Inilah yang menjadikan Bagas Utomo Putro menekuni bisnis burung Paruh Bengkok. Selain harganya yang menggoda, kecerdasan burung Paruh Bengkok juga menjadi daya tariknya menjalani bisnis tersebut.

Bagaimana tidak, burung Paruh Bengkok bisa dilatih bermacam keterampilan seperti fly to me, free fly, frisbee game, menabung, berbicara, bermain basket, dan lainnya.

Jadi, yang kita rasakan dalam memelihara burung Parung Bengkok berbeda dengan memelihara burung kicau. Jika burung kicau dinikmati suara dan warnanya, kalau burung Paruh Bengkok lebih banyak lagi karena bisa melakukan berbagai macam atraksi, menjadi sahabat bermain, dan menjadi hiburan bagi pemilik burung serta keluarganya.

Omzet Rp 72 Juta per tahun

Saat ini, Philo Parrot memiliki berbagai macam jenis burung Paruh Bengkok. Dari burung-burung tersebut, Bagas Utomo Putro mendapatkan keuntungan melimpah.

Kata Bagas, dalam sebulan Philo Parrot berhasil mengumpulkan omzet Rp 5 juta-Rp 6 juta dari hasil penjualan burung. Nah, jika keuntungan tadi dipukul rata, maka Bagas dalam setahun bisa menghasilkan omzet Rp 60 juta-Rp 72 juta.

Baca juga: Hobi Pelihara Burung, Ibu Rumah Tangga Hasilkan Ratusan Juta Per Bulan

Penjualan burung ke manca negara

Bagas Utomo Putro sudah mampu menjangkau seluruh pasar Indonesia melalui jual beli online di Facebook, Instagram, dan forum-forum pecinta burung Paruh Bengkok.

Sayangnya, untuk penjualan burung Paruh Bengkok ke manca negara masih mengalami kendala. Hal ini karena biaya pengiriman ke luar negeri masih cukup mahal, yakni 3-10 kali lipat dari harga jual burung. Alasan ini pulalah yang membuat calon pembeli dari luar negeri merasa keberatan.

“Hal ini yang membuat calon konsumen di luar Indonesia keberatan. Selain itu, ada juga risiko kematian indukan atau anakan yang akan dipanen,” ungkap pemuda kelahiran Surakarta, 17 April 1993 ini.

Rencana inspiratif berikutnya

Selama ini Bagas tidak sendirian dalam membudidayakan burung Paruh Bengkok. Dia bermitra dengan peternak burung Paruh Bengkok di Surakarta, Jawa Tengah.

Ke depannya, mahasiswa UNS ini akan bersinergi dengan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam untuk menangkarkan burung-burung endemik Indonesia yang terancam punah. Tujuannya, agar burung Paruh Bengkok khas Indonesia tidak punah.

Baca juga: 20 Jenis Burung Langka di Indonesia Lengkap dengan Gambar

“Agar burung-burung Paruh Bengkok khas Indonesia tersebut tidak punah. Setelah itu dengan manajemen yang baik saya yakin burung-burung tersebut sangat berpotensi menjadi komoditas ekspor. Selain itu, saya ingin menjadikan burung-burung ini sebagai sarana edukasi ke anak-anak untuk melatih rasa tanggung jawab, disiplin, empati, kecerdasan natural, dan lainnya,” kata Bagas.

Demikian sekilas tentang bisnis burung Paruh Bengkok yang dikelola oleh Bagas Utomo Putro hingga menghasilkan omzet Rp 72 juta per tahun. Semoga mahasiswa atau kicau mania yang lain terinspirasi dan mau mengikuti jejak positif mahasiswa Universitas Sebelas Maret ini.

Baca juga: Kisah Nyata Persahabatan Seorang Anak dengan Burung Jalak

Jika artikel ini menginspirasi, silakan tekan tombol like dan share ke teman serta saudara yang lain. Terima kasih.

Leave a Reply