Warna Kotoran Burung Indikator Penyakit (kicaumania373.wordpress.com)Warna Kotoran Burung Indikator Penyakit (kicaumania373.wordpress.com)

Burungnya.com – Mungkin Anda saat ini belum menyadari bahwa jenis penyakit burung dapat diketahui dari warna kotoran burung. Zat sisa dalam tubuh burung yang tidak terpakai dikeluarkan melalui kotoran burung. Sehingga apa yang terjadi dalam tubuh bisa diidentifikasi dari kotoran tersebut.

Selain penyakit, Anda jadi tahu apakah burung sedang sehat, stres, atau menderita penyakit tertentu. Jadi kondisi burung dapat diketahui secara jelas dari bentuk dan warna kotoran burung. Hal ini tidak hanya berlaku pada burung saja, tetapi pada hewan lain dan manusia.

Bentuk dan Warna Kotoran Burung

Sekarang mari mengidentifikasi bentuk dan warna kotoran burung. Dengan begitu, Anda akan mengetahui seperti apa kotoran burung yang menunjukkan bahwa burung tersebut sehat atau sedang sakit.

1. Kotoran Burung Lembek

Tekstur kotoran lembek alias tidak cair atau padat. Sekilas bentuk kotoran melingkar-lingkar seperti bentuk usus. Kemudian warna kotoran ini hijau atau cokelat tergantung dari jenis makanan.

Kalau burung Anda mempunyai kotoran dengan ciri tersebut, berarti sistem pencernaan burung dalam kondisi baik. Artinya burung tidak sakit atau sehat.

2. Kotoran Bercampur Warna Putih

Apabila sebagian besar kotoran burung berwarna putih dan mirip dengan kapur, berarti ada kemungkinan burung Anda terkena penyakit berak kapur.

Namun sebaliknya, bila warna kotoran putih cuma sedikit, hal tersebut wajar. Warna putih pada kotoran burung bisa terjadi karena urin burung atau asam urat (uric acid).

3. Kotoran dengan Bercak Hitam Darah

Biasanya ada juga kotoran yang di sela-selanya terdapat bercak hitam darah. Apakah hal tersebut berbahaya? Sebenarnya kondisi ini tidak terlalu berbahaya. Burung hanya terlalu over birahi saja. Penyebab burung over birahi tentu saja karena dia terlalu banyak mengonsumsi pakan extra fooding (EF) yang tidak sewajarnya.

Coba diganti makanan polosan dan jadikan satu dengan untulan atau pasangannya. Biasanya dengan cara ini birahi akan turun dan warna kotoran burung akan kembali normal.

4. Kotoran Burung Encer

Kalau manusia, kotoran yang bertekstur encer biasanya mencret atau diare. Namun, pada burung kotoran encer belum tentu diare. Ada kemungkinan burung tersebut terlalu banyak minum air, sehingga kotoran yang keluar menjadi encer.

Jadi, walau kotoran burung encer tapi dia tetap mau berkicau, hal tersebut tidak masalah. Berbeda kasusnya bila burung mengeluarkan kotoran encer dan malas berkicau atau macet bunyi, bisa jadi dia sedang diare.

5. Kotoran Tersebar ke Mana-mana

Untuk kotoran seperti ini menandakan burung dalam keadaan masih liar. Burung ini pasti hasil tangkapan hutan yang belum bisa beradaptasi dengan lingkungan.

Kalau kotoran berceceran tidak masalah dan merupakan sebuah penyakit. Nanti setelah burung bisa beradaptasi, kotorannya akan normal kembali.

6. Kotoran Burung Menumpuk Tinggi

Terkadang ada jenis burung yang terbiasa menumpuk kotorannya sampai tinggi. Biasanya burung tersebut adalah Perkutut, Puter, Derkuku, dan lain-lain. Bentuk kotoran yang menumpuk menandakan burung jarang bergerak atau tidak aktif bergerak.

Dia gemar bertengger di satu titik dan tidak mau terbang berpindah tempat. Alhasil, kotoran akan menumpuk tinggi di satu tempat. Namun, ada juga jenis burung lain yang kotorannya menumpuk menunjukkan dia sedang kurang sehat karena sedang sakit sehingga malas bergerak.

Analisa Kotoran Burung untuk Mengetahui Jenis Penyakit (ragamcarabeternak.blogspot.com)
Analisa Kotoran Burung untuk Mengetahui Jenis Penyakit (ragamcarabeternak.blogspot.com)

7. Kotoran Dekat Tangkringan

Ada juga yang unik yakni kotoran burung selalu berada di dekat tangkringan sampai terlihat lurus dan rapi. Burung seperti ini tentu saja tidak sakit, tetapi memang aktivitasnya cuma di tangkringan tersebut.

Biasanya burung ini jarang turun ke bawah dan sudah nyaman berada di atas tangkringan. Alhasil, kotorannya tidak jauh-jauh dari tangkringan.

8. Kotoran Burung Merah Darah

Jika dalam kotoran burung terdapat warna merah darah, bisa jadi dia sedang terkena penyakit Coccidiosis atau berak darah. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus elimeria.

Protozoa yang masuk ke dalam tubuh akan menjadi parasit di dalam usus dan merusak dinding usus. Sehingga, saluran pencernaan terluka dan mengakibatkan kotoran burung mengeluarkan darah.

9. Kotoran Keras dan Padat

Burung juga bisa mengeluarkan kotoran yang keras dan padat. Biasanya burung ini akan malas berkicau, macet bunyi, tegang, nafsu makan berkurang, dan lemas.

Kalau burung Anda mengalami masalah seperti ini kemungkinan dia terkena penyakit sembelit. Tanda lainnya bagian dubur burung akan terasa keras dan sedikit menonjol.

10. Kotoran Kuning Mengkilat

Saat melihat kotoran burung berwarna kuning mengkilat atau cokelat kemerahan berarti ada indikasi burung mengalami gangguan ginjal.

Penyebabnya karena pemakaian anti biotik berbasis sulfur, bakteri salmonella, pemberian pakan voer ayam terlalu banyak dan lama, serta pakan mengandung pestisida.

11. Kotoran Burung Tidak Ada Warna Putih

Anda harus waspada saat kotoran burung tidak muncul warna putih sama sekali. Sebab, dia kemungkinan terkena penyakit liver atau hati. Burung yang livernya bermasalah, maka produksi enzym bile akan terganggu.

Sehingga fungsi ginjal yang biasanya untuk mengatur urin jadi bermasalah. Akibatnya urin jadi ikut padat dan warna putih pada kotoran berubah menjadi hijau kekuning-kuningan. Jadi kotorannya tidak berwarna putih sama sekali.

Penyebab liver pada burung karena bakteri salmonella, streptococcus, thrichomonads (goham) atau Chlamydia (penyebab infeksi pernafasan).

12. Kotoran Berair atau Mencret

Burung yang kotorannya berair atau mencret penyebabnya karena iritasi pada usus besar akibat bakteri cocidia, hexamita, serta cacing. Namun, mencret pada burung juga bisa disebabkan oleh perubahan jenis makanan yang mendadak, pemberian obat yang salah, overdosis, dan pemberian minyak ikan yang sudah kedaluwarsa.

Ada juga burung yang pagi kotorannya lunak, tapi siang hari berubah normal. Biasanya burung seperti ini kurang istirahat atau tidurnya kurang. Gangguan tidur pada burung tidak hanya karena berisik, tetapi bisa lebih parah karena faktor parasit, seperti jamur, kutu, kandang kotor, lembab, bakteri E-Coli, dan udara tercemar.

Baca juga:

Kesimpulan

Sekarang Anda sudah tahu bahwa bentuk, tekstur, dan warna kotoran burung dapat menjadi indikator bahwa burung sedang sakit atau sehat. Oleh karena itu, Anda tidak perlu pergi ke dokter hewan, cukup lihat warna apa yang muncul pada kotoran burung.

Jika kotoran burung berwarna hijau campur putih, berarti masih sehat. Namun, bila kotoran burung sudah bercampur darah atau berair berarti Anda perlu waspada. Kemungkinan besar burung tersebut sedang sakit dan harus segera mendapatkan penanganan.

Jika artikel Burungnya.com bermanfaat, jangan lupa bagikan ke teman-teman yang lain dan follow Instagram @burungnyadotcom. Terima kasih.

Leave a Reply