CIA Pakai Burung Merpati dan Gagak sebagai Mata-mata Perang

Burungnya.com – CIA memberitahukan dokumen rahasia yang menjelaskan misi mata-mata atau spionase mereka menggunakan burung Merpati. Burung tersebut dijadikan agen rahasia pada masa Perang Dingin.

Dulu masih belum ada drone yang canggih. Sehingga pihak militer harus menggunakan burung-burung untuk memata-matai kekuatan lawan. Beberapa hewan yang cocok dijadikan agen rahasia adalah burung Merpati dan burung Gagak karena dikenal sebagai hewan yang pintar.

Hewan-hewan Pintar Dijadikan Agen Rahasia

Kamera dipasang di Tubuh Merpati untuk Perang (pinterest.com)
Kamera dipasang di Tubuh Merpati untuk Perang (pinterest.com)

Dari dokumen tadi terungkap bagaimana metode pelatihan burung-burung Merpati untuk beberapa misi, termasuk memotret tempat-tempat sensitif milik Soviet.

Tak hanya Merpati, dokumen tersebut membocorkan bahwa CIA juga melatih burung Gagak untuk memasang alat penyadap di jendela atau kusen pintu dan melatih lumba-lumba untuk misi bawah air.

CIA percaya bahwa hewan-hewan seperti Merpati, Gagak, dan lumba-lumba dapat memenuhi tugas spionase untuk operasi klandestin agensi. Kalau sekarang, pihak militer hampir tidak pernah menggunakan hewan sebagai mata-mata. Pasalnya, militer saat ini lebih hebat sehingga sudah bisa menggunakan robot dan drone.

Badan Intelijen Lain yang Gunakan Merpati

Oh iya, CIA bukanlah satu-satunya badan intelijen yang melatih hewan, terutama Merpati untuk perang. Metode serupa juga pernah dipakai oleh intelijen Inggris pada masa Perang Dunia.

Burung Merpati Diberi Kamera Kecil

Burung Merpati Dijadikan Mata-mata Perang (twitter.com)
Burung Merpati Dijadikan Mata-mata Perang (twitter.com)

Perlu Anda ketahui, perang dingin berlangsung pada tahun 1947-1991. Salah satu operasi Perang Dingin yang memakai burung Merpati terjadi pada tahun 1970-an. Operasi tersebut dinamakan Operasi Sandi Tacana.

Tujuan dari operasi tersebut adalah mengeksplorasi burung Merpati dengan kamera kecil untuk mengambil foto-foto tempat rahasia secara otomatis. Pemilihan burung Merpati karena hewan ini mempunyai tingkat kecerdasan tinggi.

Ya, burung Merpati mampu diterjunkan di wilayah yang asing dan dia dapat kembali pulang dengan mudah. Dengan begitu, burung-burung Merpati ditugaskan untuk terbang di wilayah yang diduga menjadi tempat rahasia lawan. Kemudian, kamera di tubuh Merpati akan mengambil foto secara otomatis dan pulang lagi untuk memberitahukan foto tersebut.

Burung Gagak Dilatih Pasang Alat Penyadap

Kalau burung Gagak beda lagi. Para agen akan memandu burung Gagak ke titik di mana alat penyadap harus dipasang. Untuk operasi menggunakan burung Gagak biasanya dilakukan dari jarak dekat. Burung Gagak akan memasang alat penyadap dipandu menggunakan sinar laser.

Misalnya, burung Gagak akan memasang penyadap di jendela, maka ada agen lain yang mengarahkan burung ke arah jendela menggunakan sinar laser. Hal tersebut lebih aman karena tidak ada suara dan tidak memancing keributan.

Koloni Burung untuk Pengawasan Senjata Kimia

Burung-burung yang terbang di langit ternyata juga bisa dijadikan sebagai alat pengamatan perang. Agensi intelijen Amerika Serikat ini juga mengamati pergerakan koloni burung untuk melihat apakah Uni Soviet melakukan uji senjata kimia.

Sayangnya, pihak CIA hanya membuka dokumen tentang metode mata-mata selama perang dingin menggunakan burung Merpati, Gagak, dan lumba-lumba. Sementara, hasil dari pengamatan rahasia tersebut tidak dibocorkan ke publik.

Baca juga:

Demikian beberapa teknologi yang diselipkan pada burung dan ikan sebagai agen perang. Kalau sekarang, hewan-hewan sangat dilindungi dan tidak dilibatkan dalam perang. Mungkin kalau anjing dan kuda masih dipakai sebagai agen perang, tetapi untuk burung-burung sepertinya sudah dihentikan.

Jika artikel Burungnya.com bermanfaat, jangan lupa bagikan ke teman-teman yang lain dan follow Instagram @burungnyadotcom. Terima kasih.

Leave a Comment