Inspirasi Wanita Penjual Burung Lovebird (tagar.id)Inspirasi Wanita Penjual Burung Lovebird (tagar.id)

Burungnya.com – Pandemi virus Corona belum ada tanda-tanda akan berakhir. Sementara masyarakat sudah mengalami perubahan kehidupan yang luar biasa. Dalam hal ini kita harus belajar dari kegigihan dan keuletan wanita bernama Nia. Dia jualan burung Lovebird di pinggir jalan dengan keuntungan sekitar Rp 600 ribu sehari.

Ya, diketahui penjual burung ini bernama Nia Yayah, lahir di Bandung tanggal 15 Januari 1977. Nia jualan burung Lovebird ditemani putranya di pinggir jalan Ujung Labbu, Kelurahan Lamalaka, Kecamatan Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Bantaeng berjarak sekitar 120 kilometer dari Kota Makassar. Walau tidak berada di kota besar, tapi harga Lovebird di sana masih terbilang bagus. Terlebih lagi, burung Lovebird menjadi incaran para pecinta burung kicau.

Kisah Wanita Jualan Burung Lovebird

Jenis Lovebird yang Dijual Nia Yayah (tagar.id)
Jenis Lovebird yang Dijual Nia Yayah (tagar.id)

Awal Nia jualan pada akhir Desember 2019. Harga Lovebird sekitar Rp 150 ribu per ekor. Wanita ini tidak ternak burung Lovebird sendiri, melainkan pesan dari peternak burung di Kendari Sulawesi Tenggara. Dalam sehari bisa terjual belasan ekor Lovebird dengan keuntungan Rp 600 ribu per hari. Dia jualan mulai jam 09.00 WITA sampai menjelang sore.

“Saya ambil burung Lovebird di Makassar, tapi sebenarnya pesan burung Lovebird dari Kendari,” kata Nia Yayah, seperti yang disadur dari Tagar.id (11/5/2020).

Melihat harga Lovebird masih Rp 150 ribu per ekor, tentu pasar burung Lovebird di sana sangat menjanjikan. Berbeda dengan harga Lovebird di Pulau Jawa yang harganya bisa di bawah Rp 50 ribu.

Beli Lovebird Usia 3 Bulan sampai 100 Ekor

Nia sampai sekarang masih menyetok Lovebird usia 3 bulan sebanyak 50-100 ekor per minggu atau setiap kali pesan. Dia belum berani ternak Lovebird sendiri karena butuh proses panjang dan pengetahuan merawat Lovebird.

Sementara dirinya bisa dibilang masih penjual Lovebird pemula. Sehingga ilmu tentang merawat Lovebird masih sedikit. Sambil jualan burung Lovebird, dia juga belajar cara merawat Lovebird dan memasarkannya kepada para kicau mania yang didominasi para pria.

Cara Wanita Ini Berjualan Burung Lovebird

Tempat Jual Burung Lovebird di Pinggir Jalan (tagar.id)
Tempat Jual Burung Lovebird di Pinggir Jalan (tagar.id)

Dalam berjualan burung, wanita ini cukup humoris dan cara komunikasinya disukai banyak pembeli. Tak heran, burung dagangannya laris manis. Di samping itu, Nia orangnya ramah dan mudah bergaul. Sekarang dia cukup ahli menjelaskan seluk beluk dalam memelihara burung.

Di bulan ketiga tahun 2020, Nia mulai menambah jenis burung dagangannya. Saat ini sudah ada beberapa jenis, seperti Nuri, Jalak Tedong, Tekukur Jawa, Nuri, hingga Cicakkeling.

Dalam hal ini, Lovebird masih terbilang jenis burung baru di Bantaeng. Maka tak mengherankan, peminatnya sangat banyak. Nia juga menjual sangkar burung dan aksesoris lainnya.

Omzet Turun saat Musim Hujan

Wanita ini cukup merugi saat musim hujan. Sebab, burung Lovebird di musim dingin sangat rentan mati. Misalnya, dalam sehari dia jualan 20 ekor Lovebird. Setelah turun hujan, cuma tersisa 8 ekor Lovebird. Oleh karena itu, di musim hujan, Nia cuma berani memesan 50 ekor Lovebird per minggu.

Untung saja, Nia masih mempunyai bisnis yang lain, yaitu jualan boneka dan baju loreng di perempatan Jalan Gelatik. Jika tidak ada dua bisnis tersebut, tentu wanita ini sudah pusing tujuh keliling.

Buka Cabang di Tempat Lain

Penjual burung ini mulai melirik potensi pasar di tempat lain, seperti pasar malam hingga pasar Sabtu di Pantai Seruni. Di sana ia akan menjual burung dan membawa hewan lain, seperti kucing Anggora, kelinci, hamster, kura-kura, dan ikan Koi.

Anaknya yang bernama Ibnu diberi kepercayaan untuk menjual dan merawat hewan-hewan tersebut. Selain itu, dia juga turut membantu ibunya jualan online di media sosial. Kalau ada pelanggan yang beli lewat media sosial, kebanyakan diminta mengambil sendiri di rumah.

Baca juga:

Kesimpulan

Penjual burung seperti Nia Yayah bisa dibilang wanita inspiratif. Di saat pandemi virus Corona, dia bisa tetap bertahan dengan berjualan burung Lovebird di pinggir jalan.

Kemungkinan di sana pecinta Lovebird masih sedikit dan belum terlalu banyak gantangan atau lomba burung. Sehingga orang beli burung tujuannya bukan untuk lomba, melainkan sebagai hewan peliharaan di rumah.

Soalnya, banyak di antara pembeli yang masih bingung tentang cara memberi makan Lovebird, cara merawat, dan lain-lain. Berbeda dengan kicau mania di Pulau Jawa. Sebagian besar dari mereka sudah mengerti Lovebird. Kebanyakan kicau mania beli Lovebird untuk dirawat sampai ngekek panjang dan konslet. Setelah itu, burung dilombakan ke lapangan.

Jika artikel Burungnya.com bermanfaat, jangan lupa bagikan ke teman-teman yang lain dan follow Instagram @burungnyadotcom. Terima kasih.

Leave a Reply