Kopi Ini Terbuat dari Kotoran Burung Langka, Harganya Fantastis

Burungnya.com – Ternyata kotoran burung ada yang bisa dimanfaatkan sebagai kopi. Mungkin Anda pernah mendengar kopi legendaris dari Indonesia, yakni kopi luwak. Kopi termahal di dunia ini diproduksi melalui kotoran hewan luwak. Nah, di negara Brasil ada kopi yang mirip dengan kopi luwak. Bedanya, kopi tersebut tidak berasal dari kotoran luwak, melainkan dari kotoran burung Langka bernama Jacu.

Burung Jacu (modernfarmer.com)
Burung Jacu (modernfarmer.com)

Kopi dari kotoran burung Jacu diproduksi di perkebunan Espirito Santo, Pedra Azul. Kopi yang ditemukan oleh Henrique Sloper ini terinspirasi dari kopi luwak asal Indonesia. Henrique mengaku kalau dirinya terinspirasi setelah mencicipi kopi luwak saat tinggal di Indonesia.

Dia juga menceritakan bagaimana awal mula memproduksi biji kopi dari kotoran burung Jacu. Awalnya, Henrique memang mengalami masa-masa suram ketika berkebun kopi Camocim. Hal ini dikarenakan kopi di perkebunannya dimakan oleh burung Jacu. Padahal, sebelumnya burung yang terancam punah ini tidak pernah memakan kopi Camocim.

Kisah terciptanya kopi dari kotoran burung Jacu

Kopi dari Kotoran Burung Jacu (modernfarmer.com)
Kopi dari Kotoran Burung Jacu (modernfarmer.com)

Cerita detailnya seperti ini. Suatu hari, Henrique mendapati tanah perkebunan kopinya diserbu burung Jacu. Buah kopi di lahan miliknya habis dimakan burung-burung yang terancam punah tersebut. Dari sana, Henrique merasa impiannya untuk memanen kopi Camocim dalam jumlah besar telah gagal.

“Saya duduk di kantor dengan perasaan putus asa. Saya bahkan sempat menghubungi polisi lingkungan, tetapi tak ada yang bisa mereka lakukan. Saya sendiri juga tak bisa membunuh mereka. Saya ini penganut gaya hidup organik,” kata Henrique seperti dilansir ModernFarmer.

Di saat Henrique mulai frustasi, tiba-tiba dia teringat proses pembuatan kopi luwak dan berpikir mungkin burung Jacu bisa menghasilkan kopi yang sama seperti kopi luwak.

Pemikiran tersebut menuntun Henrique melangkah lebih jauh. Dia mulai belajar tentang teknik pertanian biodinamik yang diperkenalkan oleh filsuf Jerman Rudolph Steiner pada tahun 1920-an.

Pembuatan kopi dari kotoran burung Jacu

Lahan perkebunan kopinya dikelola dengan cara sealami mungkin. Tanahnya disuburkan dengan pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi dan pupuk kompos dari kandung kemih rusa. Nah, karena semua dirancang serba alami, akhirnya burung-burung Jacu menyukainya dan menyantap buah kopi yang ditanam di lahan perkebunan tersebut.

Setelah itu, prosesnya sama seperti buah kopi yang dimakan oleh luwak. Kotoran burung yang berupa kopi Camocim tadi dikumpulkan oleh pekerja Henrique. Mereka mencuci bersih kotoran burung tersebut, kemudian mengolah biji kopi seperti halnya kopi luwak.

Rasa kopi dari kotoran burung Jacu

Untuk rasa, tak berbeda jauh dengan kopi luwak. Hanya saja, rasa kopi ini lebih unik. Kopi Camocim dari kotoran burung Jacu terasa seperti kacang dengan nuansa rasa manis.

Harga kopi dari kotoran burung Jacu

Sekantong biji kopi dari kotoran burung Jacu (modernfarmer.com)
Sekantong biji kopi dari kotoran burung Jacu (modernfarmer.com)

Maka tak heran, harga kopi kotoran burung Jacu terbilang fantastis. Satu kantong kopi Camocim dari kotoran burung Jacu dengan berat 60 Kg dibanderol dengan harga $ 3.250 (di pasar luar negeri) atau bila dirupiahkan sekitar Rp 43 juta.

Padahal, harga normal untuk sekantong kopi Camocim (berat 60 Kg) tanpa fermentasi burung Jacu cuma dijual seharga $ 200 atau sekitar Rp 2,6 juta (harga retail) hingga $ 450 atau Rp 5,9 juta (harga pasaran).

Leave a Comment