Terminal Grafika Cikole Lembang (google.com)Terminal Grafika Cikole Lembang (google.com)

Burungnya.com – Efek pandemi virus corona sudah banyak merugikan banyak sektor, termasuk parawisata. Bayangkan biasanya orang-orang berwisata dari mancanegara dan dalam negeri, tapi sekarang dilarang dan akhirnya sepi sampai gulung tikar.

Hal tersebut yang banyak dirasakan oleh pengusaha pariwisata di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Ya, akibat PPKM yang terus-terusan diperpanjang, mereka terpaksa menutup tempat pariwisata.

Baca juga: 6 Taman Burung di Indonesia Paling Indah untuk Liburan

Jual Aset Koleksi Burung

Pemasukan sudah pasti terhenti, hewan-hewan kelaparan, bahkan para karyawan lebih menderita. Demi mempertahankan agar semuanya tidak dirugikan, maka pengelola objek wisata Terminal Wisata Grafika Cikole Lembang, Sapto Wahyudi dengan berat hati menjual aset koleksi burung untuk menutup gaji pegawai.

General Manager objek wisata tersebut tetap mendukung PPKM karena sudah menjadi kebijakan pemerintah. Namun, apa daya biaya operasional sangat memberatkan karena tidak ada pemasukan selama objek wisata ditutup.

“Soal pengendalian pandemi ini bisa terjaga contohnya kami disuruh tutup berapa minggu pun kami siap. Kami berpikirnya ini mungkin terbaik walaupun bagi kami sebagai pengusaha sangat berat,” ujarnya, seperti yang disadur dari Liputan6.com (29/7/2021).

Baca juga: Harga Tiket Masuk Taman Burung Bird and Bromelia Pavilion

Harga Burung Macaw yang Dijual

Alhasil burung-burung Macaw koleksi objek wisata Terminal Wisata Grafika Cikole Lembang terpaksa dijual. Totalnya ada enam ekor burung Macaw yang dijual.

  • Burung Macaw ukuran sedang dijual Rp 30 juta.
  • Harga burung Macaw besar dijual Rp 100 juta.

Burung Dijual untuk Bayar Gaji Karyawan

Alasan burung-burung tadi dijual memang untuk menutup gaji karyawan. Pihak tempat wisata secara jujur mengatakan bahwa ini dilakukan untuk menyelamatkan operasional perusahaan terutama menutupi gaji karyawan.

“Sebenarnya karena kita ingin menyelamatkan operasional perusahaan untuk menutupi gaji karyawan. Sehingga mau tidak mau salah satunya menjual koleksi burung macaw. Ya intinya bisa menutup gaji karyawan satu bulan,” kata Sapto.

Baca juga: Taman Burung Bali, Tempat Wisata Sekaligus Penangkaran

Tempat wisata tersebut tidak mendapat pemasukan sama sekali sejak berlakunya penerapan PPKM Darurat dan PPKM level 4. Keuangan tempat wisata di sana mengalami gangguan dan sulit membayar gaji karyawan.

Sebab, pengunjung tidak ada sama sekali. Operasional seakan berhenti total, tapi pengelola tempat wisata tetap berkewajiban membayar gaji karyawan. Jadinya mereka menjual beberapa burung Macaw.

Kesimpulan

Demikian salah satu kisah miris akibat pandemi virus COVID-19. Semua lapisan masyarakat merasakan dampaknya, terutama yang menengah ke bawah.

Banyak tempat usaha tutup atau gulung tikar. Mereka mengaku sudah tidak kuat karena serangan penyakit virus Corona dan serangan finansial karena tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup.

Baca juga: Taman Burung Bandung dan Harga Tiket Masuk

Kalau Anda di posisi mereka, pastinya Anda bakal pusing tujuh keliling. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga saja susah, apalagi untuk menggaji karyawan. Kalau tidak jual aset, tentu karyawan juga kasihan.

Jika artikel Burungnya.com bermanfaat, jangan lupa bagikan ke teman-teman yang lain dan follow Instagram @burungnyadotcom. Terima kasih.

Info lebih lanjut:

  • Website: grafikacikole.com
  • Facebook: officialgrafika
  • Instagram: officialgrafika
  • YouTube: Terminal Wisata Grafika Cikole

Leave a Reply