Burung (youtube.com)Burung (youtube.com)

Burungnya.com – Selama ini, burung dianggap musuh atau hama bagi sebagian besar petani padi. Hal ini dikarenakan burung sering memakan biji-bijian padi yang akan dipanen. Namun, selain mempunyai sisi negatif, ternyata burung juga dapat membantu meningkatkan produktivitas padi ketika masa pertumbuhan.

Seorang peneliti asal Australia, Dr. Dan Carlson pernah melakukan riset dan menyimpulkan bahwa pembukaan stomata tumbuhan dapat dipengaruhi oleh frekuensi suara kicau burung. Padahal, sebelumnya hanya diketahui bahwa yang mempengaruhi pembukaan stomata adalah karbondioksida (CO2), cahaya, suhu, potensial air daun, kelembaban, angin, dan laju fotosintensis.

Sebelum membahas lebih jauh, tahukah Anda apa fungsi stomata pada tumbuhan? Tumbuhan membuat makanan atau fotosintesis dengan bantuan sinar matahari, karbondioksida, dan air. Kemudian, molekul air dipecah menjadi hidrogen dan oksigen (O2). Oksigen hasil produksi makanan tadi dilepaskan ke atmosfer melalui stomata. Jadi, bisa dikatakan bahwa stomata berfungsi sebagai pintu keluar masuknya gas oksigen dan karbondioksida.

Semakin besar pembukaan stomata maka penyerapan karbondioksida dan mineral menjadi lebih maksimal. Ini tentunya juga berpengaruh terhadap produksi padi. Mengetahui hal ini, beberapa mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang membuat alat bernama Tersimeniom dengan teknik sonic bloom untuk memancarkan frekuensi suara audiosonik yang mirip frekuensi suara kicau burung Kutilang.

Menurut mereka, tidak semua frekuensi kicauan burung dapat mempengaruhi pembukaan stomata. Hanya frekuensi suara di kisaran 3.000-5.000 Hz yang dapat mempengaruhi pembukaan stomata pada tumbuhan padi. Frekuensi setinggi itu biasanya dimiliki oleh burung Kutilang.

Siti Amalina Azahra, Dimas Eko Prasetyo, dan Achmad Syafiudin adalah mahasiswa UB yang membuat alat Tersimeniom (merdeka.com)
Siti Amalina Azahra, Dimas Eko Prasetyo, dan Achmad Syafiudin adalah mahasiswa UB yang membuat alat Tersimeniom (merdeka.com)

Setelah membuat alat Tersimeniom, kelompok mahasiswa tadi melakukan uji coba di laboratorium untuk mengukur pengaruh frekuensi dari Tersimeniom terhadap pembukaan stomata dan morfologi (bentuk fisik tanaman). Hasilnya, pembukaan stomata meningkat hampir dua kali lipat, yakni 3,839 mikrometer menjadi 5,8 mikrometer. Sedangkan uji morfologi menunjukkan bahwa tanaman padi tumbuh lebat dan akarnya bertambah panjang.

Namun, saat ini kemampuan Tersimeniom belum maksimal karena frekuensi suaranya hanya mampu menjangkau jarak 5-7 meter saja. Ke depannya, alat ini akan dikembangkan lagi agar mampu memancarkan frekuensi suara kicau burung lebih jauh dan berpengaruh terhadap berbagai jenis tanaman, seperti kentang, tomat, dan umbi-umbian, sebagaimana yang disampaikan oleh Prasetya Online.

 

Leave a Reply