Tips Agar Diizinkan Pelihara Kucing JalananTips Agar Diizinkan Pelihara Kucing Jalanan

Burungnya.com – Saat ini Anda ingin sekali pelihara kucing jalanan, tapi tidak diizinkan oleh orangtua. Hal tersebut wajar mengingat Anda belum pernah memelihara kucing sebelumnya.

Orangtua takut Anda tidak bisa merawat kucing jalanan dan akhirnya mati. Selain itu, rumah menjadi kotor karena pup kucing.

Jadi, cukup beralasan bila orangtua sering melarang anaknya pelihara kucing jalanan. Namun, jangan khawatir karena salah seorang pria bernama Winner Wijaya membagikan kisahnya merawat kucing jalanan.

Dia membagikan kisah pengalamannya lewat Quora.com. Dengan akun Winner Wijaya, dia menceritakan awal kisah memelihara kucing yang dulunya tidak ada keinginan pelihara kucing sama sekali.

Bahkan saat itu ibunya tidak mengizinkannya pelihara kucing sama sekali.

Kami kutipkan kisahnya dari Quora sebagai berikut.

Baca juga: Kisah Nyata Persahabatan Seorang Anak dengan Burung Jalak

Kisah Pria Pelihara Kucing Jalanan

Apa Tujuanmu Memelihara Kucing?

Saya memelihara kucing secara tiba-tiba. Tidak ada rencana sama sekali sebelumnya.

Jadi suatu hari, ketika saya dan keluarga mau pergi, saya melihat seekor anak kucing cokelat yang bersembunyi di bawah mobil.

Karena kasihan, saya berikan dia sepotong daging ayam yang sedang saya makan, lalu kami tinggal dia pergi.

Besok paginya, ada suara kucing mengeong keras di depan pintu rumah. Kami bingung kok dia bisa tahu pintu rumah kami yang mana, padahal kami tinggal di perumahan tanpa pagar, bisa saja dia mengeong di depan pintu tetangga.

Jarak tempat saya memberi makan kemarin dan depan pintu rumah saya juga agak jauh. Akhirnya kami beri dia ikan dan nasi di atas tutup toples. Di teras juga kami sediakan kardus untuk dia berteduh.

Baca juga: 7 Cara Mengadopsi Kucing Jalanan atau Kucing Kampung Liar

Ini berlangsung selama beberapa hari. Makanan yang kami berikan selalu habis, tetapi kucing itu belum diperbolehkan masuk ke dalam rumah karena ibu saya takut rumahnya menjadi kotor.

Kucing itu terus mengeong minta dimasukkan ke rumah dan selalu mengelus-eluskan lehernya ke kaki saya ketika saya keluar ke teras. Manja sekali. Pintar mengambil hati orang.

Saat saya pergi ke supermarket, saya membeli sebungkus Whiskas, kalung anti kutu, dan piring makanan binatang.

Sampainya di rumah, bukannya langsung dimakan, tetapi dia bermanja-manja di kaki saya dan ingin masuk ke rumah terus. Ibu saya masih belum memperbolehkan dia masuk.

Keesokan harinya, saya membawa anak kucing itu ke pet shop di dekat rumah untuk dimandikan. Ternyata kucingnya bersih, tidak ada kutu dan jamur.

Baca juga: 13 Cara Menghilangkan Kutu Kucing Pakai Sabun Sunlight

Setelah dimandikan, saya membeli cukup banyak peralatan utama kucing. Tempat pasir pup kucing, pasirnya, kandang kucing, dan makanan kucing merek lain yang kata penjaganya lebih baik dari Whiskas.

Kucing itu saya beri nama Nemu. Karena ditemukan di bawah mobil. Ini fotonya ketika beberapa hari saya pelihara.

Tips Memelihara Kucing Jalanan
Tips Memelihara Kucing Jalanan

Ini fotonya barusan, sudah besar, berumur setahun lebih.

Beberapa bulan setelah memelihara Nemu, ada seorang teman yang mengumumkan melalui Instagram bahwa ia menemukan seekor anak kucing kuning kecil sekali yang sendirian di depan Grand Indonesia. Matanya sakit, kebingungan, dan hampir diplindes mobil.

Beberapa hari kemudian saya kebetulan sedang pergi ke Jakarta karena ada acara, kebetulan juga sedang ada kandang kucing di bagasi mobil saya.

Saya, adik, dan ibu saya langsung mencetuskan ide untuk mengadopsi kucing itu. Adik saya menanyakan temannya apakah kucing itu masih ada, ternyata masih ada.

Kabarnya kucing itu ditampung oleh seseorang yang juga di depan GI bersama teman saya saat menemukannya. Kami diberi alamatnya lalu langsung meluncur.

Baca juga: 5 Cara Adopsi Kucing dari Shelter

Ternyata, orang itu menampung banyak sekali kucing di kos-kosannya. Sangat banyak! Katanya kasihan setiap kali menemukan kucing. Akhirnya saya dipertemukan dengan kucing kuning kecil itu.

Kecil sekali! Sepertinya belum berumur satu bulan, tapi lincahnya bukan main. Kucing itu kami bawa ke rumah. Saat dibawa di mobil, dalam kandang, ia tidak berhenti mengeong.

Lalu kucing itu dikeluarkan dari kandang dan saya peluk. Dia mulai tenang dan tidur di pelukan saya. Di sebelah, adik saya menyetir pulang. Dia suka masuk ke ketiak saya dan menempelkan diri ke perut, mungkin karena lebih hangat.

Di rumah, tentu saja mempertemukan kucing lama dan kucing baru itu sulitnya luar biasa. Penuh dengan saling hissss dan saling serang.

Setelah beberapa minggu yang penuh kegigihan. Pemandangan ini membuat hati saya senang.

Kucing Jalanan yang Jadi Kucing Rumahan
Kucing Jalanan yang Jadi Kucing Rumahan

Nemu dan Butter.

Kesimpulan

Demikian kisah Winner Wijaya pelihara kucing jalanan. Awalnya dia tidak diizinkan ibunya pelihara kucing, terus dia menunjukkan rasa kasihan dan tanggung jawab terhadap kucing tersebut.

Akhirnya sang ibu luluh dan memperbolehkan Winner untuk memelihara kucing di rumah. Dari sini tentu kita dapat mengambil pelajaran bahwa ibu melarang bukan karena dia benci.

Namun, ibu ingin tanggung jawab anaknya bila ingin memelihara kucing. Buktinya setelah Winner bisa merawat kucing, sang ibu memperbolehkannya pelihara kucing.

Jika artikel Burungnya.com bermanfaat, jangan lupa bagikan ke teman-teman yang lain dan follow Instagram @burungnyadotcom. Terima kasih.

Leave a Reply